Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, Martin Griffiths mengatakan bahwa fase penyelamatan pasca gempa bumi di Turki dan Suriah sepekan yang lalu hampir selesai.
Pihaknya menyatakan pada Senin (13/2/2023) bahwa urgensi saat ini adalah beralih ke bantuan tempat tinggal, makanan, sekolah dan perawatan psikososial, serta bantuan dari PBB.
"Apa yang paling mencolok di sini, bahkan di Aleppo, yang telah menderita begitu banyak selama bertahun-tahun, saat ini adalah yang terburuk yang dialami orang-orang ini," katanya, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (14/2/2023).
Aleppo merupakan wilayah yang menjadi garis depan utama dalam perang sipil Suriah. Gempa sepekan lalu melanda wilayah barat laut Suriah.
Wilayah itu dipisahkan oleh perang selama 11 tahun, termasuk wilayah yang dikuasai pemberontak di perbatasan Turki dan wilayah pemerintah yang dikendalikan oleh Presiden Bashar al-Assad.
Griffiths mengatakan bahwa PBB akan memindahkan bantuan dari daerah yang dikuasai pemerintah ke barat laut yang dikuasai pemberontak, garis depan yang jarang dilalui bantuan selama konflik.
Baca Juga
"Permohonan bantuan akan dikeluarkan untuk semua daerah yang terkena bencana, kami akan mendapat bantuan bergerak dari sini ke barat laut tetapi barat laut hanya satu bagian dari Suriah juga sangat penting bagi kami untuk menjaga orang-orang di sini," lanjutnya.
Korban tewas di Suriah melonjak pada Senin (6/2/2023). PBB mengatakan lebih dari 4.300 telah dilaporkan tewas di barat laut, dan lebih dari 7.600 terluka. Korban tewas di pemerintah Suriah mencapai 1.414 jiwa.
Pihaknya mengatakan telah mendengar kisah traumatis tentang bencana tersebut dari para penyintas di Aleppo.
"Orang-orang yang kehilangan anak-anak mereka, sebagian melarikan diri, yang lain tinggal di dalam gedung. Trauma orang-orang yang kami ajak bicara terlihat jelas dan ini adalah trauma yang perlu disembuhkan dunia," tambahnya.